Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

BERHENTI IRI KARENA HIDUP BUKAN KOMPETISI

Dunia akan jadi tempat yang lebih indah jika kita masing-masing punya itikad yang baik satu sama lain dan ingin memberi satu sama lain. Tapi ini juga bukan dunia yang ideal dimana meskipun kita sudah mempunyai itikad baik terhadap orang lain dan berusaha bersikap yang seharusnya, mungkin kita akan mendapati sikap tidak seperti yang diharapkan. Ya simple saja, orang tidak sama begitu juga dengan wataknya. Bertemu dan berinteraksi dengan orang yang mempunyai watak kurang baik atau bahkan jahat itu sendiri adalah bagian dari ujian hidup dimana kita harus bersabar dengan itu. Ada 2 tipe orang yang akan bersedia hidup lama berlarut-larut dalam urusan seperti ini, yang pertama orang yang masih kekanakan dan yang kedua orang yang tidak bahagia dengan hidupnya. 1. Orang yang masih kekanakan Orang yang masih kekanakan karena jiwanya masih anak-anak di dalam benaknya belum banyak berfikir tentang hal-hal yang serius atau penting. Nalurinya masih bermain atau hal yang belum bersifat tanggung

PELAKOR

PELAKOR Istilah pelakor baru saya tahu akhir2 ini setelah melihat youtube, isinya tentang Riaricis yang mengkonfirmasi bahwa dirinya bukan lah pelakor, perebut laki orang. Tapi tulisan ini bukan ingin membahas kisah artis dan youtuber tersebut. Seringkali kita melihat fenomena bagaimana seorang suami berselingkuh,  tega membohongi bahkan meninggalkan istri dan anaknya hanya demi bisa bersama dengan wanita lain pujaannya. Entahlah, saya tak habis pikir kok di dunia ini ada ya orang semacam itu. Tapi, bukankah segala sesuatu yang terjadi pasti ada alasannya? (coz everything happen for a reason). Sama seperti kejadian nyata yang pernah saya alami. Ada seorang pria yang sudah beristri gencar sekali pendekatan kepada saya. Awalnya saya berpikir, oh ya mungkin dia memang orang baik dan perhatian, jadi ke semua orang seperti itu, bukan hanya kepada saya. Tapi, hal ganjil mulai terasa ketika dia bertanya, apakah saya mempunyai perasaan kepadanya? Saya balik bertanya, ini kemana ya arah pemb

TITIK BALIK

Setiap manusia punya masa lalu. Entah kelam ataupun gelap. Dan ketika ia "terhantam" hingga menyadari kesalahannya, ia pun mampu melangkah menuju jalan bercahaya, ke arah yang lebih baik dan lebih cerah. Seperti Bapak, yang kurasakan perubahannya menjadi pribadi yang jauh lebih baik dan membanggakanku. Pernah iseng kugoda sambil kutanya, apa yang membuat Bapak berubah begini? Bapak bilang "Kata2 ade waktu kita bertengkar". (ade adalah panggilan Bapak kepada saya). Hmm.. ka ta2 yg mana Pak?". Bapak menjawab lirih, "Hal yang paling ade takuti di dunia ini, ade takut kalo suatu saat nanti ade bakal jadi orang seperti Bapak". Setiap orang bisa berubah. Tak peduli bagaimanapun masa lalu nya dahulu. Sekelam apapun masa lalumu, jangan khawatir, masa depanmu masih suci karena belum terjamah, belum terkotori. Hilma Humairah #flashback

Galau Mendadak, Bisa Jadi Itu Adalah Penyakit Psikologis

Pernah merasakan tiba-tiba merasa sedih, galau tak karuan tanpa sebab yang jelas?? Padahal sebelumnya baik-baik saja, tertawa renyah dan lepas bersama teman-teman. hmm.. kalo pernah, hati-hati.. bisa saja itu gejala dari gangguan psikologis yang disebut hypophrenia. Gangguan hypophrenia sendiri ditandai dengan gejala sebagai berikut: 1. Sedih Tanpa Alasan Ada saatnya tiba-tiba merasa sedih. Mood yang tadinya stabil, anjlok begitu saja. Bahkan ada yang mengaku, sebelumnya bisa cekikikan sama temen, tapi beberapa menit kemudian malah sesenggukan tak karuan. Anehnya, perasaan itu tidak memiliki latar belakang apapun. Well, kejadian ini bisa jadi gejala utama yang mengindikasikan, apa kita menderita gangguan hypophrenia atau enggak. 2. Sensitif Tiba-tiba jadi sensitif. Bawaannya ketus terus. Bahkan hal yang memicunya bisa sangat sederhana. Sedikit-sedikit merasa kecewa, sedih dan marah. 3. Perasaan Kehilangan Mendalam Bagi penderita hypophrenia, rasa sedih memang muncul begitu saja

Nyambung Lahir Batin

Suami istri harus memiliki sambungan lahir dan sambungan batin. Tidak cukup hanya dengan sambungan lahir saja, mereka juga harus memiliki sambungan batin. Bahkan ini yang lebih kokoh dan kuat, menjadi pondasi bagi ketersambungan mereka secara lahir. Yang dimaksud dengan sambungan batin, adalah semua bentuk ketersambungan hati, perasaan, jiwa, yang sedemikian lekat dan kuat antara suami dan istri. Perasaan cinta, kasih, sayang, rindu, bangga, hormat, percaya, kagum, tenteram, nyaman, gembira, senang, dan lain sebagainya, adalah sebentuk sambungan dan kanal secara batin. Tidak kasat mata, tidak fisik, tidak tampak, namun sangat nyata. Berbagai perasaan positif tersebut, membuat kelekatan yang amat kuat pada suami dan istri. Mereka tersambung secara suasana kebatinan, atau kejiwaan, atau perasaan. Ini yang menjadi pondasi bagi mereka untuk bisa terus menerus tersambung tanpa khawatir terputus. Meskipun sesekali waktu harus terpisah jauh karena tugas, namun suasana kebatinan mereka t