Nyambung Lahir Batin

Suami istri harus memiliki sambungan lahir dan sambungan batin. Tidak cukup hanya dengan sambungan lahir saja, mereka juga harus memiliki sambungan batin.

Bahkan ini yang lebih kokoh dan kuat, menjadi pondasi bagi ketersambungan mereka secara lahir.
Yang dimaksud dengan sambungan batin, adalah semua bentuk ketersambungan hati, perasaan, jiwa, yang sedemikian lekat dan kuat antara suami dan istri.

Perasaan cinta, kasih, sayang, rindu, bangga, hormat, percaya, kagum, tenteram, nyaman, gembira, senang, dan lain sebagainya, adalah sebentuk sambungan dan kanal secara batin. Tidak kasat mata, tidak fisik, tidak tampak, namun sangat nyata.

Berbagai perasaan positif tersebut, membuat kelekatan yang amat kuat pada suami dan istri. Mereka tersambung secara suasana kebatinan, atau kejiwaan, atau perasaan. Ini yang menjadi pondasi bagi mereka untuk bisa terus menerus tersambung tanpa khawatir terputus.

Meskipun sesekali waktu harus terpisah jauh karena tugas, namun suasana kebatinan mereka tetap terjaga. Mereka menyambung secara tidak kasat mata, melalui doa, melalui rasa percaya, melalui rasa rindu, melalui rasa ingin bertemu. Itu semua yang selalu bisa menjaga kelekatan hubungan, sehingga selalau merasa dekat, walau realitasnya tengah terpisah jarak yang jauh.

Pada pasangan suami istri yang tengah menghadapi masalah, kendati mereka tinggal satu rumah, tidur satu ranjang, setiap hari bertemu, namun mereka merasa jauh. Merasa ada jarak yang membentang di antara mereka. Ada sekat yang membuat mereka tidak nyaman berdekatan dan berbincang-bincang.
Ini adalah contoh tidak adanya sambungan batin di antara mereka berdua.

Komunikasi sering salah paham, yang membuat masing-masing memilih diam untuk menghindari pertengkaran. Semakin lama, suasana ini mengarah kepaa hilangnya sambungan lahir maupun batin.

Tidak ada lagi yang membuat mereka tersambungkan, tidak ada hal yang membuat mereka merasa asyik satu dengan yang lainnya. Yang terjadi justru mereka memiliki keasyikan masing-masing.

Komentar