PELAKOR

PELAKOR

Istilah pelakor baru saya tahu akhir2 ini setelah melihat youtube, isinya tentang Riaricis yang mengkonfirmasi bahwa dirinya bukan lah pelakor, perebut laki orang. Tapi tulisan ini bukan ingin membahas kisah artis dan youtuber tersebut.

Seringkali kita melihat fenomena bagaimana seorang suami berselingkuh,  tega membohongi bahkan meninggalkan istri dan anaknya hanya demi bisa bersama dengan wanita lain pujaannya. Entahlah, saya tak habis pikir kok di dunia ini ada ya orang semacam itu. Tapi, bukankah segala sesuatu yang terjadi pasti ada alasannya? (coz everything happen for a reason).

Sama seperti kejadian nyata yang pernah saya alami. Ada seorang pria yang sudah beristri gencar sekali pendekatan kepada saya. Awalnya saya berpikir, oh ya mungkin dia memang orang baik dan perhatian, jadi ke semua orang seperti itu, bukan hanya kepada saya. Tapi, hal ganjil mulai terasa ketika dia bertanya, apakah saya mempunyai perasaan kepadanya? Saya balik bertanya, ini kemana ya arah pembicaraannya? Dia to the point bahwa dia menyukai saya dan ingin saya menjadi istrinya. OH MY RABB.

Saya bertanya, bagaimana dengan istri kamu? Dia lagi hamil kan? Dia menjawab, "kalau kamu mau menikah dengan saya, akan saya ceraikan dia". Astagfirullah. Saya tak habis pikir, bukankah dia seorang aktivis dakwah? Dia terkenal kebaikan dan kesopanannya? Lalu bagaimana bisa saya mendapat skenario yang tak masuk akal ini, bersamanya??
Allah pasti punya rencana, Dia menunjukkan bahwa banyak hal yang tidak seperti apa yang kita lihat. Orang terlihat jahat, belum tentu jahat. Orang terlihat baik, belum tentu baik.

Saya katakan jujur kepadanya, saya tak punya perasaan apapun kepadanya. Dan dia bukan tipe laki-laki idaman saya. Kalaupun iya dia lelaki idaman saya, saya takkan bisa menerimanya sebagai suami saya. Dia bertanya kenapa? Saya menjawab "karena kamu bukan orang yang takut kepada Allah". Entah ya apakah dia cinta kepada Penciptanya atau tidak, tapi saya merasa orang seperti ini adalah orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Tak ada Allah bersamanya. Bukankah pernikahan adalah mitsaqon gholiza?? Perjanjian yang besar dan teguh kepada Allah.

Ketika akad diucapkan, arsy Allah berguncang, karena saking hebatnya janji yang diucapkan. Saat itu juga seluruh kehidupan dunia akhirat si istri akan menjadi tanggungjawab suaminya. Lalu bagaimana bisa ada orang yang enteng sekali memaknai pernikahan. Bisa seenaknya datang dan pergi, bersatu dan melepaskan pasangannya. Jika Allah saja bisa dia abaikan, lalu bagaimana dengan saya? Saya cuma wanita biasa, manusia lemah tak berdaya tanpa pertolongan dari Allah.

Sejak kejadian itu saya memintanya untuk berhenti menghubungi saya. Karena saya tidak ingin berurusan dengan orang aneh seperti itu.

Dari kejadian itu saya jadi belajar dan memahami, pantas saja ada perselingkuhan di dunia ini. Karena jika si wanita bersikap bagai gayung bersambut kepada si pria beristri, ya mau bagaimana lagi, perselingkuhan itu akan terjadi.

Dan tak habis pikir mengapa ada wanita yang tega melakukan itu. Tanpa melihat bahwa si pria itu sudah beristri, sudah memiliki anak. Tak berpikir, kehancuran apa yang akan dibuatnya jika dia terus saja meladeni si pria beristri tersebut?? 

Apa karena mereka tak bahagia dengan hidupnya? Sehingga menghalalkan segala cara agar keinginannya dan kebahagiaannya terpenuhi?? Apakah ketidakbahagiaannya bisa dia jadikan alasan untuk menghancurkan kebahagiaan orang lain??

Semua orang berhak berbahagia. Tapi bukan dengan cara merebut kebahagiaan orang lain.

-Hilma Humairah-

Komentar