Review Buku Karena Menikah Tak Sebercanda Itu Karya Bang Amar Ar-Risalah

Bismillah..

Hai selamat datang di blog pribadiku.
Di halaman ini, aku mau review sebuah buku yang "recommended" banget buat dibaca. 

Buku yang membahas pernikahan karya Bang Amar ini emang gak kaleng-kaleng.  


Judul: Karena Menikah Tak Sebercanda Itu
Penulis: Amar Ar Risalah
Penerbit: PT. Linimasa Esa Inspira
Tebal: 200 halaman
Tahun terbit: Juli 2022
ISBN: 978-623-96632-5-4

Jatuh cinta sama covernya pas pertama kali liat. Ngingetin sama megahnya cahaya jingga di saat senja menyapa (beuh lebay amat).

Oke, aku langsung masuk ke selayang pandang daftar isi ya. Ada 5 bagian, 25 bab. Yang aku suka, setiap bagiannya berurutan, sistematis. Saranku, baca buku ini jangan ngacak, sing sabar, berurutan dari halaman pertama sampai halaman terakhir biar dapet insight yang utuh, berkah, nan bermanfaat. 😄 


Di halaman paling depan kita disuguhkan bait-bait kata yang nyesss banget masuk ke dalam hati. 


Baru mulai aja hati udah gremet-gremet, berdesir-desir yekan. 😌

Dari semua bab, ga bisa milih sih bab mana yang paling aku suka. Aku suka semuanya. Karena Bang Amar menjelaskan semua hal tentang pernikahan dengan detail tapi menggunakan bahasa yang mudah kucerna. Gampang paham deh. Aku bisa ngabisin baca buku ini dalam sekali duduk. Karena emang seenak itu gaya bahasanya, ga ribet, gampang masuk ke otakku. 

Di bagian 1, ada bab yang sukses bikin aku meneteskan air mata, ga sampe sesenggukan juga sih, tapi kerasa enak banget nangis pas saat itu hehe. Bab itu diantaranya: Memaafkan masa kecil, memaafkan ayah, memaafkan ibu. Bersyukur bisa berjodoh sama buku ini, berasa dipukpuk dengan lembut di bagian ini, lalu dituntun untuk bisa memaafkan, ga balas dendam, dan belajar memupuk welas asih, baik ke diri sendiri, maupun ke orang lain. 


Gimana? Udah mulai ketrigger sama luka-luka masa lalu belum? 😂

Selanjutnya, Bang Amar menjelaskan tentang apa itu pernikahan. Di bab ini dijelaskan dengan bahasa yang jujur, bukan metafora. Penjelasan Bang Amar beda sama oknum provokator yang bahas pernikahan bagian enak-enak dan indah-indahnya aja supaya kita cepet-cepet nikah (apa ngebet nikah?). Nah, Bang Amar sama sekali ga ngiming-ngimingin kita dengan pernikahan ala dongeng picisan, "akhirnya kami menikah dan hidup bahagia selamanya". Prett. Justru dijelaskan mengenai dunia pernikahan yang sesungguhnya. Dimana suami istri kudu sama-sama berjuang, kudu sama-sama melaksanakan kewajibannya masing-masing, dan mendapatkan haknya masing-masing. Pernikahan ga bisa dibangun kalo niat kita menikah adalah supaya "ga cape sendirian terus", karena ketika menikah, justru kita akan lebih cape lagi. Jadi, kroscek lagi niat kita menikah sebenarnya untuk apa? Apakah karena sudah terlalu capek ngurus diri sendiri, jadi pengen ada yang ngurusin? Sudah terlalu cape bahagiain diri sendiri, jadi pengen ada yang bahagiain? Haha. Prett. Buang jauh-jauh angan "masalahku akan selesai dan aku ga akan cape sendirian lagi kalo aku sudah menikah". Karena pemikiran seperti itu adalah pemikiran yang SALAH TOTAL

Di bagian 3, kita akan memahami bagaimana kriteria untuk mencari calon pasangan. Calon pasangan yang baik, bukan hanya ia yang baik untuk menjadi pasangan, tetapi juga ia yang baik untuk menjadi calon ayah dan calon ibu untuk anak-anak kita kelak. Coba dibaca sendiri aja ya bab ini, nampol bener, asli dah. 

Di bagian 3 ini, kita juga akan mengerti bahwa kita perlu menjaga dan merawat tubuh kita. Bukankah kita ingin memberikan segala yang terbaik untuk pasangan terbaik yang sudah Allah anugerahkan untuk kita?

Di bagian 4, Bang Amar menjelaskan seluk beluk tentang taaruf. Tentu saja taaruf yang baik dan benar sesuai dengan syari'at, yang halal dan berkah, bukan yang suka-suka kita sendiri, bukan yang mengikuti hawa nafsu, agar pernikahan kita kelak juga berlimpah keberkahan. Bahkan di bab ini, Bang Amar mencantumkan contoh susunan biodata taaruf (hal. 123-125). Ga akan aku bocorin disini ya, biar pada kepo dan beli bukunya aja hehe. Kasian donk penulisnya, udah effort banget nyusun masa dibocorin disini. 😁

Di bagian 5, Bang Amar menjelaskan tentang komitmen sepanjang hidup. Pernikahan adalah ibadah terlama. Dan kita berkomitmen bukan hanya kepada pasangan, tetapi juga kepada Allah. Kita berjanji kepada Allah, berkomitmen dengan Allah dalam pernikahan kita. Selengkapnya bisa dibaca di halaman 153-162. Di bagian 5 ini juga ada bab yang membahas tentang pembatalan khitbah. Bukan hanya laki-laki yang berhak untuk memilih calon pasangan,  bahkan perempuan juga ternyata berhak untuk memilih, menerima atau menolak lamaran yang datang kepadanya. Jadi sebetulnya ga ada tu istilah "perempuan ga boleh pilih-pilih" atau "perempuan itu dipilih, ga boleh milih". Boleh ya, perempuan juga boleh memilih calon suami. Hehe. 😁

Baiklah, sampai disini ya akhir reviewnya. Kalo kebanyakan yang dibocorin nanti ga penasaran lagi sama bukunya. Bukan review lagi namanya tapi motokopi. 😄 
Mari kita hargai penulis dan penerbit buku, dengan membeli buku yang asli, bukan bajakan. 

Buku ini tersedia di toko buku online (Shopee). Kalo offline, baru tersedia di Toko Buku Togamas. Belum tersedia di Gramedia. 

Rating: 5/5 (opini pribadi) 

_ Hilma Humairah _













Komentar