WANITA INSECURE

Inilah 7 akibat mengerikan jika wanita insecure memaksakan menikah.

1. Sangat sulit hidup bersama wanita insecure.

Perubahan mood yang konstan bisa membuat pria gak betah berlama-lama
dirumah bersama wanita insecure. Disatu sisi ia adalah wanita manis dan baik-baik tapi disisi lain, sikapnya mendadak tidak seperti wanita yang pria ingin nikahi.

If you’re insecure and force to married, You will be someone hard to live with.


Besar kemungkinan pada akhirnya, kamu menemui pasangan jarang pulang, lebih nyaman berada
diluar atau memutuskan lebih lama dengan pekerjaannya karena dia benar-benar tidak tahan denganmu.

Atau ketika ada hal terjadi diluar ekspektasi, pria memilih tidak banyak bicara akibat sang wanita yang tidak bisa mengontrol responnya, seperti memaki, amarah tanpa kendali, pergi tanpa kabar tapi berharap dikejar, dan sebagainya. Sikap seperti ini bukan hanya membuat pasangan menyerah dengan hubungan kalian tapi juga membuat ia berpikir: Apakah ia sedang menikahi wanita yang “sakit”?

2. Wanita insecure hobi menyalahkan pasangan atas perasaannya sendiri.

“Aku marah gara-gara kamu!”
“Aku sedih gara-gara kamu!”
“Aku begini karena kamu!”
“Pokoknya semua karena kamu!!!”

Yes. Mayoritas wanita insecure tidak bertanggungjawab atas perasaannya sendiri. Lebih mudah (dan nikmat) bagi mereka untuk menyalahkan pasangan.

3. Persepsi tentang pernikahan yang sehat akan terdistorsi.

Wanita insecure sangat mudah menjadi paranoid. Dan celakanya, jika ia belum menyelesaikan masalah insecurity-nya sebelum menikah, persepsi tentang pernikahan yang sehat akan terdistorsi.

Bahkan untuk hal-hal baik atau normal yang dilakukan pasangan bisa jadi pemicu drama rumah tangga.
Jika pasangan lupa memberi kabar, ia marah-marah menuduh ada wanita lain.
Jika suami memberi pujian, ia berpikir jangan-jangan si pasangan lagi ada maunya.
Saat pekerjaan rumah dibantu oleh pasangan, ia mencurigai pasangan sedang bersikap manis karena sedang menyembunyikan sesuatu.

The worst part is, mereka sendirilah yang menciptakan drama-drama tersebut.

4. Mudah marah untuk hal-hal sepele

Misalnya kamu minta tolong pada pasangan untuk merapikan tempat tidur, namun ia tidak segera melakukannya. Lalu kamu marah hebat dan alih-alih memperlakukannya sebagai suamimu, kamu memperlakukannya seperti bawahan atau anak kecil.

Ini benar-benar kacau!.

5. Persepsimu tentang hubungannya dengan wanita lain, terdistorsi.

Adalah sebuah kewajiban bagi setiap pasangan untuk menjaga sikap terhadap lawan jenis. 
Namun bagi seorang wanita insecure, hubungan lawan jenis yang dilakukan pasangannya bisa memicu banyak hal yang tidak diinginkan terjadi.
Bahkan melihat pasangannya mengobrol dengan wanita lain, persepsinya bisa macam-macam….

6. Mendapatkan kenyamanan dalam pertengkaran

Disadari atau tidak, pertengkaran, drama dan adu mulut dianggap hal biasa. Bahkan ditingkatan yang sudah parah, disaat hubungan sedang baik-baik saja, wanita insecure akan mencari-cari alasan untuk bertengkar. Karena pertengkaran adalah hal normal baginya.

Hmmm… sampai sini sudah terlihat cukup mengerikan, bukan?

7. Pernikahannya tidak bertahan lama

Setelah apa yang sudah kamu baca dari poin 1 hingga poin 6, coba bayangkan bagaimana kondisi mental si pasangan dari wanita insecure ini?
Apalagi jika si pria mengalami ke-6 situasi tersebut sekaligus, bukan kombinasi, bukan setengahnya, tapi semuanya!

Bagi orang normal dan sehat akal mungkin awalnya berusaha menyelamatkan pernikahan mereka. Atau setidaknya mencoba bernegosiasi dengan tabiat buruk si wanita insecure.
Hanya saja, kesabaran seseorang ada batasnya betul? :)

Karena kesetiaan bukanlah tidak melakukan apa-apa ketika dirinya disakiti. Saya yakin kamu juga setuju dengan pendapat tersebut.

Maka bagi mereka yang tidak segera menyelesaikan masalah insecurity-nya namun tetap memaksakan menikah… pernikahan yang tidak bertahan lama adalah konsekuensi yang akan mereka hadapi.

Sebaiknya memang, cegah sebelum hal tersebut terjadi.
Lagi-lagi… mencegah memang lebih baik (dan penting!).

Komentar