Healing Class Special For Woman bersama Irma Rahayu

Awalnya saya mengenal Teh Irma Rahayu setelah membaca buku Emotional Healing Therapy di Tahun 2010. Sejak saat itu selalu kepoin FB & twitternya.

Membaca buku Teh Irma rasanya seperti mendapatkan jawaban dari teka teki soal kimia farmasi yang selalu sukses bikin otak saya muringkel binti karehol. Saat itu pikiran saya memang lagi mumet2nya. Di masa2 perkuliahan yang semakin padat, tugas kuliah yang semakin menumpuk, urusan BEM dan ISMAFARSI (iyess.. saya kuliah di jurusan farmasi yang dimana sampe detik ini saya masih berusaha berdamai dengan jurusan yang bukan gue banget pisan ini). Dan di saat itu saya sedang mengalami detik2 paling ngehe di dalam kehidupan saya. Apaan tuh? Ya ada lah.

Setelah membaca bukunya, saya berazzam "suatu saat si gue pasti ketemu sama orang ini (Teh Irma)". Karena saking terkesimanya membaca semua tulisan Teh Irma di buku Emotional Healing Therapy. Begitu "pure",  jujur, dalam, dan nampol di hati. Saat itulah saya menemukan akar permasalahan hidup saya selama ini. Saya jadi paham di titik mana saja (dalam hidup saya) yang selama ini "sengklek" dan harus diperbaiki. Benang kusut mana saja yang harus diurai. Bagian mana saja yang perlu ditata ulang. Penasaran seperti apa bukunya? Ya makanyaa.. bacaa.. 😁

Berazzam bisa ketemu Teh Irma, akhirnya benar2 terkabul bertemu di Tahun 2018 ini. Saat itu saya melihat flyer acara Healing Class For Woman Bandung di FB, diadakan selama 2 hari 1 malam. (Tanggal 7 sampai 8 Juli 2018). 

Saya hubungi CP nya (Asri Fitriasari aka Achi), to the point saya tanya harganya berapa dan fasilitas apa saja yang saya dapatkan. Hmm... 3 juta. Dalam hati bergumam "3 juta duit semua tuh? gak bisa dicampur sama daun nangka atau daun bawang gituh?". Duit 3 juta kalo dipake buat beli cilok dapet berapa biji yak? Banyak. 

Tapi.. fasilitas yang ditawarkannya memang sesuai dengan harganya. Menginap semalam di Cinnamon Hotel Boutique Syariah (Bandung), sudah termasuk coffee break, sarapan, makan siang dan makan malam. Hmm.. jadi menggalau, akhirnya solat istikhoroh biar hati plong & dapet petunjuk dari Allah (yaelah Hil, udah kayak milih jodoh aja lu). Dan dari istikhoroh itulah, saya mendapatkan jawaban yang memantapkan hati. Oke!! yakin ikutan deh. Bismillah. Kali ini aja, gapapa lah ludes 3 juta.

*******

Di hari pertama Healing. Teh Irma mengawali acara dengan bertanya apa tujuan kami (para peserta) datang kesini (ke acara Healing). Ada yang menjawab "ingin ikhtiar agar bisa mengelola emosi", "diajakin temen (diajak apa dipaksa yak? heu), "bingung ga tau hidup maunya apa", "ingin mencari teman yang senasib" (ngakak sih pas denger ini, kok kocak). Kalo saya sendiri sih datang ke acara ini ya memang cuma mau ketemu sama Teh Irma dan dihealing langsung sama Teh Irma. Biasanya memang cuma healing sendirian pake buku2 Teh Irma sebagai panduan. Ya pengen aja gitu sekali mah dihealing langsung sama Teh Irma nya.

Teh Irma menjelaskan, perempuan itu dari luar memang terlihat kalem & tenang. Tapi di dalam.. hmmmm.. bergejolak.. penuh dengan emosi, sampe gak tau deh udah kayak gimana itu bentuknya si hati. Karena itulah kita membutuhkan cara bagaimana mengelola emosi dengan baik dan benar. 

Dipendam salah (karena akan berpengaruh pada sakit fisik, malah sampai menyebabkan penyakit berat: kanker, jantung dll). Namun jika diungkapkan secara blak2an juga salah (karena bahaya, malah akan semakin menambah konflik nantinya). Karena itulah teknik mengelola emosi ini sangat kita butuhkan, agar kita bisa tetap menjadi manusia seutuhnya, manusia yang berjiwa tenang. Sehat lahir dan batin.

******

#Healing Sesi 1
Kata Teh Irma, manusia itu seperti gelas. Mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda2, peruntukkan yang berbeda. Manusia diciptakan Allah mempunyai porsinya masing2. Karena itu semua manusia diciptakan unik dan berbeda, tidak sama yang satu dengan yang lainnya sekalipun yang terlahir kembar, pasti berbeda. Dan kita sebagai manusia punya tugas untuk menemukan passion kita masing2 agar bisa HIDUP SESUAI PORSI. Yang membuat hidup kita tak tenang adalah kita bekerja & berbuat "tidak sesuai porsinya".


Di sesi 1 ini dilakukan praktek healing. Berpasangan dengan teman sekamar. Duduk di kursi, berhadapan, lutut saling menempel. Memejamkan mata, dan salah satu dari kami ada yang bertanya dan ada yang menjawab. Pertanyaannya "APA RASANYA MARAH??", pertanyaan itu dilakukan berulang2 sampai Teh Irma berkata "cukup" sebagai pertanda untuk berhenti (mungkin sekitar 15-20 menit). Kemudian kami melakukannya bergantian. Efek yang terjadi adalah beberapa peserta ada yang berteriak histeris, ada yang menangis, sampai ada yang muntah. Kalo saya tetiba merasa sakit kepala, bahu dan dada sebelah kanan seperti keram. Hmm.. mungkin energi negatif yang sudah bertahun2 terjebak di dalam tubuh sedang dikeluarkan (detoksifikasi). Sehingga berefek munculnya rasa sakit pada berbagai anggota tubuh.

*******

#Healing Sesi 2
Setelah solat dzuhur dan makan siang. Dilakukan healing sesi ke 2. Kali ini membahas tentang apa maksud Allah memberikan semua ujian yang menurut kita berat dan datang bertubi2. Teh Irma menjelaskan bahwa setiap doa yang kita panjatkan pasti ada konsekuensi yang harus kita terima. Jadi, ketika kita diuji, coba dicek lagi pernah doa apa? dan adakah korelasinya antara doa kita dengan ujian yang kita terima? Misal berdoa "ingin jadi perempuan luar biasa, hebat, bermanfaat", maka ya harus siap dengan segala konsekuensinya misal kena fitnah, didengki orang, dan berbagai pasukan ujian yang merajalela. Kalo ga kuat menerima konsekuensi doa, ya ganti aja doanya "ingin jadi perempuan yang biasa2 aja" hehe. Tapi ketika kita mengganti doa maka artinya kita berproses dari nol lagi.


Sesi 2 ini dilakukan juga praktek healing. Masih sama dengan sesi 1, duduk di kursi, berhadapan dengan teman sekamar, lutut menempel dan saling menggenggam tangan. Salah satu dari kami ada yg bertanya dan ada yang menjawab. Namun kali ini pertanyaannya "APA RASANYA HIDUP KAMU??". Dilakukan berulang2 dalam waktu yang ditentukan, lalu bergantian. Yang ini sih efeknya..  Hmm.. Gustii Nu Agung.. Sakit. Ada yang menangis, berteriak, muntah2. Rasanya terdengar lebih histeris daripada sesi 1. Kalo bagi saya efeknya lebih ke sesak lalu sakit punggung. Setelah ini kami cek in ke kamar masing2 untuk beristirahat. Sebelumnya Teh Irma memberi tugas untuk menuliskan siapa saja orang yang belum kami maafkan.

******

#Healing Sesi 3
Dilakukan pukul 20.00 setelah selesai makan malam dan sholat isya. Sesi ini kami duduk di karpet. Teh Irma menjelaskan bahwa semua energi negatif yang menumpuk di dalam tubuh kita ada kaitannya dengan orang terdekat kita, yaitu keluarga (terutama Orangtua).
Praktek healing dilakukan dengan saling berhadapan (berpasangan dengan teman sekamar), kami harus saling bertatapan, menatap mata pasangan kami dalam2. Temukan ada sosok siapa di mata itu. Saya cukup sulit melakukan ini, selalu tertawa, entah kenapa kok rasanya kocak banget muka temen sekamar saya ini. Tapi akhirnya saya bisa fokus menatap matanya. Saya merasakan kesedihan yang mendalam dari mata nya. Saya merasa sedih bukan karena diri saya sendiri, tapi karena saya seperti bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang sedang saya tatap di hadapan saya ini. Saya mendengar tangisan dari beberapa orang di sesi ini.


Setelah selesai, kami diminta untuk saling menceritakan apa yang kami rasakan saat kami saling bertatapan. Saya menceritakannya, dan dia bilang benar. Dia pun menceritakan, "kamu ngerasa udah menerima semuanya. kamu ngerasa ya memang itulah yang seharusnya terjadi." Ya dia benar, saya memang sudah menerima semua yang terjadi. Saya tipe orang yang gak mau pusing mengendalikan apa2 yang memang tidak bisa saya kendalikan. Cukup diterima, lalu dilepaskan saja. Toh ada Allah yang akan mengendalikan, melebihi kemampuan saya. Fokus saja sama apa yang memang bisa saya kendalikan.

Kemudian praktek healing dilanjutkan dengan Dance Healing (Dance Therapy? entah apa ya lupa namanya). Kami semua berdiri, menutup mata, dan disuruh fokus untuk mendengarkan musik. Ketika musik diputar, kami diijinkan untuk bebas bergerak, bagaimanapun & kemanapun kami inginkan, mengikuti irama. Di sesi Dance ini tak begitu berefek sih bagi saya. Entah kenapa, saya cuma berdiri, diam, dan menunggu sampai lagu berhenti. Sesekali manggut2 aja pas ada bagian yang memang enak didengar. Tapi endingnya, saya tetap berdiri di tempat yang sama saat membuka mata. Sedangkan yang lain, posisinya sudah tidak beraturan.

Dilanjutkan dengan sesi joged2 yang bikin... Hmm.. Tobat ya Allah, tobattt. Terbawa hanyut. Saya bener2 joged gak jelas saat lagu "Syantik" nya Siti Badriah diputar. Ngakak puas banget saat salah satu peserta (Teh Mayang) lipsing sambil joged2 menirukan pose2 syantiikk yang menurutnya memang syantik heuheu. Semua joged, ASLI,  semuanya joged. Gak ada jaim2an. Bodo amat juga sama rasa malu. Aneh sih, kenapa ini semua bisa terjadi (halah). Seperti bebas, lepas, bahagia, ringan, melayang. Plongg. Dan urat malu kami? Putusss.

#Healing Sesi 4
Sesi ini dilakukan pagi, di hari kedua setelah sarapan. Kami disuruh mencari partner 5-6 orang. Lalu duduk melingkar. Teh Irma berkata, "tunjuk satu orang yang menurut kalian paling "charming" di dalam kelompok kalian". Lalu "tunjuk satu orang yang menurut kalian paling "jelek" di dalam kelompok kalian". Di kelompok saya, yang paling Charming adalah Shali, dan yang paling jelek adalah Saya (sebetulnya saya tidak ditunjuk, ya sadar diri aja lah jadi langsung berdiri, da aku mah apah atuh,  bubuk rengginang).
Lalu kami (yang "charming" dan yang "jelek") disuruh menceritakan diri kami yang sebenarnya kepada teman2 sekelompok kami. Apa yang selama ini kami alami, kami rasakan, dan hal apa yang bisa kami berikan sebagai pelajaran kepada teman2 sekelompok yang lain. Setelah itu dilanjutkan dengan teman2 sekelompok kami menceritakan apa pendapatnya setelah mendengarkan kisah kehidupan yang sebenarnya dari Si Charming dan Si Jelek. Duhh sesi ini tuh.. bikin pengen nangis bareng2. Merasa lebih dekat dengan semuanya, berasa "lukamu lukaku", padahal baru ketemu.

Sesi 4 ini ditutup dengan praktek healing "Inner Child".
Dalam kelompok, kami melingkar sambil saling berpegangan tangan. Rasanya nyaman.
Kami diminta menutup mata. Dan Teh Irma membuka kembali ingatan kami ke masa kecil kami (saat sekolah TK). 


Saya membayangkan sosok saya saat di TK dulu. Lucu, menggemaskan. Chubby, putih, dan gempal. Ya ampun, bergetar hati ini, saat saya membayangkan sedang mengajak bermain Si "Mini Me". Membelikan semua mainan dan makanan kesukaannya. Melihatnya jingkrak2 karena kegirangan. Hhhh.... Main sama diri sendiri di masa kecil, asik juga ternyata.
Dan..  momen yang paling bikin sesak napas dan penuh dengan airmata adalah saat Teh Irma memandu kami semua untuk membayangkan bertemu dengan Orang Tua Kami.. Papa.. dan Mama.. 

Kami disuruh bebas menceritakan dan mengatakan apapun yang ingin kami sampaikan kepada mereka. Kemarahan kami, kesedihan kami, kekecewaan kami, kesakitan kami, penderitaan kami, apapun itu yang ingin kami katakan. Dan mereka (orangtua) hanya bisa tersenyum, mengelus kepala, dan berkata "iya.. maafkan mama yaa.. maafkan papa yaa.. sebenarnya mama sayang kamu.. papa sayang kamu.. bukan maunya papa, bukan maunya mama, menyakiti kamu". Duh rasanya Nyesss bangettt. Lalu Si "Mini Me" mendekat dan berkata dengan suara lembutnya "kamu kan kuat.. aku aja masih kecil kuat.. kamu kan masa depanku.. kamu pasti lebih kuat" sambil mengelus2 pipi.

Sesi terakhir ditutup dengan Decoupage, makan siang dan foto2 "after healing".

Alhamdulillah rasanya menyenangkan sekali bisa mengikuti acara Healing Class For Woman ini. Semoga acara ini bisa menjadi salah satu wasilah (jalan) bagi kita semua sehingga kedepannya kita semua bisa menjadi orang yang jauh lebih baik, lebih aware, lebih waras, lebih ikhlas, lebih sabar, lebih bersahabat dengan kehidupan, sukses sampai bertemu kembali di syurgaNya. Aamiin...

I love u, All...





Komentar