Penurunan Iman Setelah Menikah

Sumber:

JPH hal 208- 209

Saya Merak, telah menikah dengan suami saya Rajawali kurang lebih 3tahun.
Kami sama2 aktivits kampus dan komunitas ketika masih single dulu.
Proses kami menuju pernikahan bisa dikatakan cukup baik karena kami sama2 memahami aturan agama.
Bahkan tak ayal banyak orang mengecap bahwa kami sebagai dua orang soleh dan soleha .mereka tak heran kami bisa bertemu dan mendapatkn satu sama lain.
Awal pernikahan kami jalanin seperti kebanyakan orang, bahagia dan menikmati kebahagiaan hingga lama lama, saya , khususnya merasa telah terjadi banyak perubahan dalam hidup saya setelah menikah.
Saya kehilangan gairah kehidupan.
Perjalanan pernikahan kamu terasa *FLAT* bahkan terjadi penurunan, khususnya kualitas ibadah kami.
Sering mengakhiri sholat, jarang lagi tilawah, ibadah sunnah dilupakan, bahkn jarang sekali mengikuti kajian majelis taklim dan sejenisnya.
Suami saya cendrung sibuk dengan pekerjaannya.
Bisa dibilang terlalu fokus mencari nafkah hingga melupakan amalan wajib kepada Tuhannya.
Saya juga malah ikut ikutan
sibuk di bisnis online juga aktivitas sbg ibu rumah tangga seperti biasa
Makin lama hubungan kami terasa hambar dan kering.
Saya merasa malu kepada ALLAH karena setelah menikah justru terjadi penurunan kualitas keimanan.
Saya rindu diri saya yang dulu, yang sholatnya rajin, puasa sunnah tak pernah absen, tilawah minimal 1juz per hari, sholat dhuha dan tahajud rutin dan ikut kajian islam setiap minggunya.
Saya rindu diri saya yang dulu. Saya merasa telah kufur nikmat. Dulu saat menanti jodoh, saya begitu pol polan mendekati Allah.
Ketika Allah sudah kasih, saya malah begini, hidup serasa tidak berkah.
Sekarang saya sadar, boleh jadi dulu niat menikah saya *masih melenceng*,hanya karena merasa kesepian hidup sendiri.
Sehingga saya tidak sadar merindu "jodoh" dan menjadikan pernikahan akhir dari tujuan.
Bahwa saya dan suami terlupa, sejatinya tujuan hidup adalah ridha allah dan pernikahan hanyalah salah satu medianya.
Maka ketika saya fokus pada impian dan tujuan pernikahan, saya melupakn esensi ridha Allah. Secara tidak sadar, ketika pernikahan itu telah saya raih, hilanglah arah tujuan hidup. Astagfirullah....ampunin kami ya ALLAH.......

Komentar