BALITA STRESS

Tips menghadapi balita stress atau frustasi

Oleh Kiki Barkiah

1. Install dalam pikiran kita bahwa balita mengalami frustasi atau stress adalah sebuah kewajaran. Sehingga kita tidak perlu ikut merasa stress atau frustasi juga. Hal ini terjadi karena adanya gap antara keinginan dan kemampuan.

2. Bantu balita stress untuk lebih mampu melakukan yang diinginkan. Seperti melepas bantuan secara bertahap sambil melatih mereka melakukan sesuatu yg diinginkannya. Tidak melepas bantuan seluruhnya secara mendadak, tidak juga dengan membantu mereka terus-menerus.

3. Bantu balita stress untuk mengungkapkan keinginannya dengan cara yang baik

4. Bantu balita stress untuk mengalihkan keinginannya menjadi sesuatu yang lain bila dirasa saat itu tidak memungkinkan untuk direalisasikan

5. Dalam kasus tertentu beri kesempatan kepada balita stress untuk menenangkan diri sampai ia siap untuk mengungkapkan keinginannya atau merealisasikan keinginannya

6. Jangan bantu balita stress demi menghentikan stressnya tanpa memberi kesempatan baginya untuk belajar bersikap yang wajar dan belajar menghadapi masalah

7. Bersabar dan konsisten dalam melatih mereka untuk menunda beberapa keinginan yang tidak mungkin atau tidak perlu direalisasikan saat itu juga. Anak perlu dilatih untuk menghadapi dunia nyata kelak bahwa tidak semua keinginan mereka akan dapat direalisasikan saat itu juga. Tentunya dengan membangun komunikasi disertai alasan konkret yang dapat diterima oleh perkembangan otaknya.

8. Tingkatkan terus kesabaran kita dalam membimbing dan melatih mereka untuk berperilaku lebih tepat, memiliki keinginan yang lebih wajar, serta meningkatkan kemampuan mereka untuk merealisasikan keinginan-keinginan mereka.

9. Berikan teladan kepada mereka dalam menegemen stress. Seperti menempatkan keinginan sesuai dengan kemampuan, terutama keinginan yang berkaitan dengan pencapaian anak-anak. Beberapa balita mengalami stress diakibatkan oleh tekanan yang diberikan orang tua mereka.

10. Berikan mereka teladan yang baik saat menemukan kenyataan yang tak sesuai dengan harapan atau keinginan. Mereka mungkin dapat salah mencerna terhadap kalimat yang kita sampaikan, tetapi mereka akan lebih mudah mencerna contoh konkrit kita dalam menyelesaikan masalah.

Komentar