MENGHADAPI ORANG BERMULUT KEJI

Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang suka mengatakan hal2 buruk sampai menusuk hati Anda hingga pedihnya bisa membuat Anda merasa benci kepadanya?

Atau pernahkah Anda bertemu dengan orang yang hobinya umbar2 keburukan/aib seseorang? Kayaknya ga ada sehari pun bagi dia untuk nggak ngomongin kejelekan orang lain. Perhatikan bagaimana cara dia membicarakan keburukan orang lain kepada Anda, maka begitu pula lah cara dia membicarakan keburukan Anda kepada orang lain.

Yah mungkin rasanya sebel banget ya bisa ketemu sama orang semacam itu. Dan mau ga mau, suka ga suka, kita mngkn memang harus berinteraksi dengannya. Entah itu di lingkungan tempat tinggal kita atau di tempat kerja kita. Mending kalo iman kita lagi di atas, kita bisa mudah untuk mengendalikan diri dan mengacuhkannya. Kalo iman kita lagi di bawah? Pastinya bisa bikin mood kita berantakan seharian karena celotehan ga penting yang keluar dari mulutnya. Kenapa ga penting? Ya ga penting lah, wong kata2 yg keluar dari mulutnya cuma jatuhin orang/ngerusak mental kita.

Tapi tahukah Anda? Orang semacam itu sebenarnya bukanlah orang yang semestinya kita benci melainkan kasihani. Loh kenapa? Saya menemukan fakta menarik dari orang2 yang kesulitan untuk menjaga mulutnya dengan baik. Yah.. kenyataannya orang2 seperti itu adalah orang yang mempunyai luka/duka mendalam yang ia pendam selama bertahun2. Entah itu luka karena perlakuan yang kurang baik dari tempatnya berasal (lingkungan keluarga), misal perasaan kurang perhatian/kasih sayang, perasaan tidak dicintai, diakui, dan diterima oleh orangtuanya ataupun luka karena kehilangan orang yang dia cintai. Dia pastinya sangat sakit memendam kemarahan & kekecewaan bertahun tahun hingga tak mampu terbendung lagi rasa sakitnya, maka keluar lah tanpa dia bisa kontrol lewat kalimat menusuk ke orang lain...

Ah hilma sok tau nih.. Masa sih? Hehe. Oke, saya analogikan sebuah teko ya. Hati itu ibarat isi teko, dan mulut ibarat moncong teko. Jika isi teko itu air yang kotor maka air yang keluar dari moncong teko adalah air yang kotor pula, bukan? Jika isi teko bersih, maka yang keluar juga bersih. Iya toh? Toooh. Itulah mengapa kita diingatkan bahwa ada satu bagian dari tubuh kita yang bila ia baik maka seluruhnya akan baik, dan bagian itu adalah hati kita.

Lantas bagaimana menghadapi orang menyebalkan semacam yang sudah disebutkan tadi. Pertama, KASIHANILAH. Jangan membencinya. Jika kita punya cukup kekuatan dan keberanian, cobalah cara yang Allah berikan di dalam ayat ini..
"Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “salam,” (Al-Furqan 63).

"Salam", yaitu ucapan yang mengandung keselamatan dan menentramkan hatinya. Misal, coba ngobrol empat mata dari hati ke hati dengannya. Katakan padanya, apa sebenarnya masalahmu? Kenapa selalu mengatakan hal yang menyakitkan? Kenapa selalu mengusik hidup saya dan menjatuhkan mental saya? Tanyakan ada apa sebenarnya, dan tawarkan diri untuk bisa membantunya semampu kita.

Tapi tidak semua orang semacam itu bisa kita ajak ngobrol baik2. Mungkin ada juga yg lebih keras kepala atau "bebal". Jika kita malas meladeni, tak mampu atau tak cukup berani untuk menghadapinya maka gunakanlah cara ini..

“Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka katakan dan tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik.” (Al-Muzzamil 10)

Sabar, lalu tinggalkan dengan cara yang baik. Ya antepkeunlah istilah keren nya mah. Ga usah diladenin. Diemin aja.

Dan ini cara terakhir yang mungkin ketika amarah kita udah di ubun2 karena ucapan dan tingkahnya..

Dan apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya dan berkata, “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu, salam bagimu, kami tidak ingin (bergaul) dengan orang-orang bodoh.” (Al-Qashas: 55)

Tapi ucapkan di dalam hati saja. Soalnya kalo beneran kita ucapkan di depan orangnya bisa2 kita jadi ribut berkepanjangan. Yaiyalah ngata2in orang bodoh hehe :D

Satu orang tidak bisa mengubah dunia. Tapi kita bisa menjadi dunia bagi orang lain. Dunia yang hangat, cerah, dan damai. Jika semua orang bisa menjadi dunia yang hangat, cerah dan damai untuk orang lain. Maka satu akan menjadi sepuluh, sepuluh jadi seratus, seratus jadi seribu, dan seterusnya, dan seterusnya hingga kemudian akhirnya dunia ini akan dipenuhi oleh orang2 baik yang hangat, cerah, dan damai.

#keeppositiffeeling
#mogahepiending

~ Hilma Humairah ~

Komentar